Jumat, 29 November 2013

Pemuda dan Sosialisasi




        Dilahirkan sebagai warga negara Indonesia, saya telah bertumbuh dan berkembang di negeri tercinta. Melalui tahap proses balita, anak-anak, remaja, dan sekarang saya telah menginjak tahap pemuda. Di tahap pemuda ini, banyak peran dan suara dari para pemuda untuk kemajuan pembangunan tanah air. Karena pemuda merupakan harapan baru dan generasi penerus bangsa ini. Cara pandang pemuda yang penuh semangat dan pola pikir yang di ikuti perkembangan zaman, membuatnya ikut terlibat dalam aksi-aksi sosial atau bahkan demo-demo di tanah air. Sebagai contoh, pergantiannya era orde baru terhadap era reformasi, disini peran pemuda dan mahasiswa sangat jelas terlihat, karena mereka menginginkan sistem pemerintahan yang baru dan pergantiannya presiden atau kepala negara. Tak heran demo-demo yang mereka lakukan menyebabkan terjadinya krisis moneter pada tahun tersebut. Dalam aksi-aksi sosial juga dapat kita lihat saat para pemuda melakukan suatu bentuk kepedulian terhadap orang-orang yang telah terkena musibah, diantaranya bentuk kepedulian terhadap orang-orang yang terkena HIV/AIDS dan mencoba untuk tidak menjauhkan mereka dari masyarakat.

Pemuda tetaplah menjadi bagian dari masyarakat, dan masyarakat berhak untuk menyampaikan aspirasinya dalam bentuk tulisan atau suara. Cara pemuda atau mahasiswa melakukan sosialisasi adalah dengan membentuk suatu kominitas atau organisasi pemuda. Dimana komunitas atau organisasi pemuda tersebut berkembang kearah yang baik dan bertujuan untuk menimbulkan rasa timbal balik/sikap peduli, serta mempersatukan antar pemuda. Salah satu contoh dari organisasi tersebut adalah karang taruna. Ya, karang taruna di adakan di masing-masing wilayah rukun tetangga, dimana karang taruna ini membahas mengenai prospek perkembangan di wilayah tersebut dan tidak jarang juga, setiap anggota karang taruna ikut terlibat dalam rapat-rapat rukun tetangga, menjadi panita lomba tujuh belas agustus, dan ikut dalam menjaga kebersihan seperti kerja bakti di lingkungan tersebut.

Peran pemuda secara menyeluruh juga dapat terlihat dalam beberapa waktu dekat ini. Karena tepat pada tahun 2014 di Indonesia akan diadakannya pemilihan umum baik untuk Calon Legistatif atau bahkan Presiden. Peran serta pemuda di pemilihan umum sangatlah penting, karena tanpa mereka menyuarakan pendapatnya di pemilihan tersebut atau golput, mereka sama saja dengan tidak peduli terhadap bangsa ini. Mereka telah kehilangan semangat nasionalisme, karena satu suara sangat berarti lebih di pemilihan umum tersebut. Semangat nasionalisme dapat kita timbulkan kembali dengan mencintai apa yang ada di Indonesia dan ucapkanlah dalam hati ‘Saya Bangga Menjadi Bangsa Indonesia’ maka dengan sendirinya kita dapat melihat seberapa aktifnya para pemuda untuk membangun Indonesia jauh lebih berkembang dengan semangat nasionalisme yang mereka miliki.

Kamis, 28 November 2013

Agama dan Masyarakat



          Di saat kita membuka mata di pagi hari, kita akan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk hari baru yang telah diberikan dan atas hari yang telah berlalu, kegiatan mengucap syukur itu dapat kita lakukan dengan berdoa. Berdoa merupakan bagian dimana kita mempunyai agama. Sebagai orang yang beragama dan beriman, kita wajib melakukan setiap perintah-perintah yang tertulis di dalam kitab suci dan menjauhkan setiap larangannya. Kehidupan beragama di Indonesia yang telah di akui oleh pemerintah diantaranya adalah Islam, Kristen Protestan, Kristen Khatolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Adanya agama yang beraneka ragam, di karenakan pada zaman penjajahan atau kerajaan di Indonesia, banyak pedagang-pedagang asing yang berkunjung ke Indonesia untuk melakukan perdagangan dan penyebaran agama. Tanpa kita memiliki agama, kita tidak akan mempunyai tujuan hidup atau pedoman dalam menjalani hidup ini.

            Di masyarakat Indonesia, sering sekali terjadinya penyampingan dari ajaran-ajaran agama atau dapat di katakan sebagai aliran sesat. Sebut saja beberapa aliran sesat tersebut seperti Lia Eden, Al-Qiyadah Al-Islammiyah, Aliran Masuk Surga (AMS), dan lain sebagainya. Aliran-aliran sesat tersebut yang membuat konflik akhirnya timbul, karena ajaran yang di berikan bertentangan dengan kitab suci dari masing-masing agama. Banyaknya yang mengaku sebagai nabi palsu dengan jaminan akan masuk ke surga, tak jarang membuat setiap masyarakat mudah untuk dipengaruhi oleh hasutan atau ajakan tersebut. Oleh karena itu, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk terhindar dari segala ajaran-ajaran yang menyesatkan.

Walaupun pemerintah memberikan hak kebebasan untuk memilih dan memeluk agama-agama masing sesuai dengan kepercayaan seperti yang tercantum dalam UUD 1945, bila pada intinya membuat manusia tersebut melakukan hal yang tidak baik dan melanggar dari norma-norma hukum yang berlaku itu merupakan aliran sesat dari beragama. Masyarakat sangat membutuhkan agama, untuk dapat mengetahui yang mana baik dan buruk. Di dalam perbedaan agama di Indonesia, masyarakat harus dapat saling menghormati dan menghargai akan sesama, tidak memancing atau menimbulkannya isu-isu yang berbau sara karena dengan begitu hidup di dalam perbedaan akan membuat bangsa Indonesia semakin menyatu dan harmonis.  

Rabu, 27 November 2013

Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan

           
           Disekolah atau bahkan di tempat-tempat lain yang kita kunjungi, dimana sesuatu hal tersebut adalah baru untuk kita, itu akan menambah pengetahuan dan wawasan kita. Banyak masyarakat Indonesia, yang mengutamakan pendidikan hingga sampai jenjang perguruan tinggi. Namun untuk mendapatkan pendidikan tersebut, sebagian masyarakat memiliki masalah dengan keterbatasan dana. Kemiskinan membuat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi terbatas, hanya untuk kalangan atau golongan yang memiliki dana. Contoh salah satu dari teknologi itu sendiri adalah akses internet, mungkin setiap masyarakat Indonesia telah menggunakan atau mengetahui teknologi tersebut. Internet sangat membantu setiap manusia untuk melihat dunia luar atau hal-hal baru yang tidak kita ketahui.
 
Namun kembali ke masalah kemiskinan tersebut, ada sebagian masyarakat yang masih belum mengetahui atau menggunakan akses internet, ini dikarenakan pengetahuan yang mereka dapatkan mengenai teknologi sangatlah sedikit, walaupun internet telah hadir di beberapa tahun kebelakang. Bagi mereka yang tertinggal oleh pengetahuan teknologi sering mendapat julukan sebagai manusia gaptek (gagap teknologi). Terlebih lagi, setiap hari selalu saja ada perkembangan dari teknologi dan membuatnya semakin menarik untuk dicoba dengan dana yang cukup pula. Dapat dikatakan orang yang mengikuti perkembangan teknologi dan mendapatkan teknologi tersebut merupakan orang yang tidak memiliki keterbatasaan dengan dana. Kemiskinan membuat orang buta dengan pengetahuan teknologi, dan akan semakin membuatnya tertinggal dari kemajuan zaman. Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih memerlukan dana lebih, bayangkan mereka yang tinggal dengan hidup apa adanya. Mereka akan lebih mengutamakan urusan perut di banding dengan pengetahuan teknologi. Seharusnya dengan adanya pengetahuan atau kemajuan teknologi dapat menurunkan angka kemiskinan.

Pembuatan robot atau system hardware yang dapat di control adalah bagian dari ilmu pengetahuan teknologi. Pembuatan robot di gunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Untuk dapat belajar merakit atau membuat robot itu sendiri di perlukan dana yang cukup besar, namun dalam penjualan atau daya guna dari robot itu sendiri berbanding sejajar, dimana penjualan robot akan memiliki nilai jual yang tinggi. Andai pengetahuan dan prakteknya teknologi dapat di tekan dalam jumlah pendanaan, maka akan semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam perkembangan teknologi dan menimbulkan kreatifitas tersendiri.

Selasa, 12 November 2013

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat



        
       Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Dalam melangsungkan kehidupan diperlukan adanya bantuan dan interaksi dengan manusia lain. Terkadang dalam terjadinya proses interaksi sosial, banyak masyarakat yang berbeda pendapat dalam menyampikan aspirasinya dan menimbulkan suasana yang tidak nyaman di lingkungan tersebut. Perbedaan pendapat ini yang akan mengakibatkan adanya pertentangan sosial. Di masyarakat Indonesia, pertentangan sosial yang terjadi hampir menyerupai beberapa kasus seperti berikut yakni permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi, konflik bernuansa sara (suku, agama, dan ras), konflik antar daerah, konflik antara perusahaan dengan penduduk, dan konflik antar golongan politik.

Keberlanjutan konflik - konflik dan permasalahan tersebut dapat merusak kesatuan sebagai bangsa Indonesia dan memunculkannya perpecahan. Apabila hampir setiap masyarakat memandang perbedaan pendapat tersebut harus di selesaikan dengan cara pertikaian, kekerasaan, dan konflik maka tidak akan terjadi keharmonisan dalam negara dan runtuhnya budaya dasar Indonesia. Setiap masyarakat akan berusaha mementingkan pendapatnya bahwa itu adalah benar dan menutup mata terhadap pendapat lainnya. Lalu untuk apa diadakannya musyawarah mufakat di negeri kita bila akhirnya cara tersebut di anggap tidak ada. Perbedaan pendapat boleh saja terjadi dengan syarat setiap individu menghargai perbedaan tersebut, bukan langsung untuk menyatakan perbedaan lain tidaklah tepat. Sebagai contoh pertentangan sosial yang terjadi di Afrika adalah sistem politik Apartheid. Sistem politik Apartheid ini memisahkan setiap penduduk yang berkulit putih dengan penduduk berkulit hitam. Sistem ini lebih mengutamakan penduduk atau ras yang berkulit putih untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dari sinilah kita mengenal sosok seseorang bernama Nelson Mandela yang bergerak aktif untuk meperjuangkan kesamaan hak dan kewajiban di negaranya. Aspirasi atau pendapat dari beliau tidak sama sekali didengarkan oleh pemerintah dan menganggapnya sebagai orang yang ingin menggulingkan pemerintahan saat itu. Pemerintah Afrika langsung menyatakan suara teriakan atau pendapat dari Nelson Mandela adalah salah, tanpa coba di evaluasi dan di kaji dengan baik. Akibat dari tindakan beliau tersebut akhirnya ia di penjara. Setelah beberapa lama, pendapat atau seruan dari Nelson Mandela terdengar oleh negara-negara lain yang ikut mendukung langkahnya dan ia pun di bebaskan dari penjara. Melalui sosok beliau, sistem politik Apartheid dihapuskan dan tidak adanya pembedaan golongan berdasarkan ras. Inilah yang merupakan integrasi masyarakat, pembauran untuk menjadi satu atau utuh dalam kelompok sosial (Tidak adanya pembedaan ras kulit putih atau hitam). 


 Foto Nelson Mandela

Integrasi masyarakat akan membuat setiap individu menjadi satu kesatuan yang utuh, tidak terpecah oleh adanya pertentangan sosial walau terdiri dari beberapa unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan bermasyarakat. Karena dari perbedaaan-perbedaan unsur tersebut, masyarakat dapat belajar untuk mengendalikan konflik yang terjadi bukan untuk terhanyut oleh konflik tersebut.

Jumat, 08 November 2013

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Kota



      Masyarakat merupakan suatu kelompok sosial yang hidup bersama dengan adat istiadat dan kebudayaan yang menjadi dasar turun temurun. Masyarakat berdasarkan letak dimana mereka tinggal di bedakan menjadi dua yakni masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaan hidup di dalam sebuah lingkup kecil dimana batas dari suatu kelompok tersebut adalah antar desa. Mereka hidup dengan budaya daerah yang masih kental jauh dari era globalisasi seperti yang ada di kota. Umumnya masyarakat pedesaan lebih memiliki banyak waktu bersosialisasi dengan sesama karena mereka tidak sesibuk seperti apa yang di lakukan oleh masyarakat perkotaan. Di masyarakat kota, mereka hidup lebih mementingkan privasi individu. Mereka hidup dengan kenyamanan penggunaan teknologi yang kian maju, gadget yang keren, dan media-media elektronik yang popular di zaman sekarang. Namun bila kita tidak memperhatikan masyarakat pedesaan, mereka akan semakin tertinggal oleh kemajuan yang ada di kota dari pembangunan nasional, pendirian sekolah, pelayanan kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas.

Di Indonesia, saya pernah melihat suatu acara di televisi, mengenai kehidupan di masyarakat pedesaan. Ada sebagian dari masyarakat pedesaan yang hidup dengan keterbatasan dan kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi atau kebutuhan sehari-hari. Ini di karenakan letak masyarakat pedesaan yang terlalu jauh dari kota. Pedistribusian bahan-bahan pokok menjadi jauh letaknya dan tentu harganya akan semakin mahal bila masyarakat pedesaan ini ingin untuk membelinya. Ada pula penerus generasi bangsa Indonesia (anak-anak pedesaaan) yang harus melanjutkan pendidikan untuk menggapai cita-citanya dengan berjuang seperti orang-orang yang hendak latihan militer. Mereka di paksa untuk melewati jembatan yang hampir rusak, menyebrangi sungai dengan getek, dan berjalan jauh untuk bisa sampai ke sekolah. Semua ini hampir berbanding terbalik dengan kehidupan yang terjadi di kota, dimana sarana dan prasarana terlengkapi, kebutuhan sehari-hari mudah di dapati, dan mereka tidak perlu seperti latihan tentara untuk dapat ke sekolah/rumah sakit.

Masyarakat perkotaan memang lebih berkembang di banding dengan masyarakat pedesaan bila di lihat dari perkembangan zaman, dan pola pikir. Akan tetapi masyarakat perkotaan telah banyak kehilangan akar-akar dari nilai budaya Indonesia. Di kota sana, banyak sekali gedung-gedung bertingkat, dan populasi kendaraan dengan populasi manusia di kota semakin hari semakin bertambah. Banyak menyebabkan terjadi kemacetan, efek rumah kaca dan pemanasan global. Di desa tentu suasana yang terdeskripsikan tadi tidak akan ada. Banyaknya pohon-pohon penghijauan dan adamnya lingkungan di desa. Populasi di masyarakat pedesaan bila kita survey saat selesainya hari raya idul fitri, masyarakat pedesaan akan semakin berkurang karena mereka mencoba untuk pergi ke kota, dengan motivasi mencoba peruntungan. Tak ayal, masyarakat perkotaan akan semakin sesak dengan menipisnya jumlah lahan kosong yang tersedia. Pemerintah harus lebih aktif untuk melakukan pemerataan yang terjadi di kota dan desa sehingga masyarakat pedesaan akan berusaha mengembangkan desanya kearah yang lebih baik tanpa harus pergi ke kota.

Senin, 04 November 2013

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

        
Foto saya bersama dengan keluarga.

       Interkasi sosial menciptakan suatu hubungan timbal balik dan komunikasi antar sesama. Baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat dan terdiri dari satu orang. Bila kita lihat susunan interaksi sosial yang tercipta dari awal adalah sebagai berikut :

              

          Dari keterangan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa Individu adalah bagian awal dari terciptanya interaksi sosial dimana pribadi seseorang akan membentuk suatu karakter sendiri yang unik dan berbeda dengan individu lainnya karena di pengaruhi oleh lingkungan keluarga sebagai tahap pertama. Di dalam tahap pertama ini, peran keluarga sangatlah penting. Orang tua dan saudara-saudara dari individu adalah orang-orang pertama yang di kenalnya. Individu akan mengerti arahan yang terbaik untuknya dari setiap bimbingan dan nasihat dari orang tua (ayah/ibu) dan saudara-saudaranya (kakak/adik).


           Keluarga adalah tempat bagi setiap individu untuk berkumpul bersama, meluangkan waktu, berbagi canda tawa, sedih, dan tempat dimana adanya kasih sayang. Saat kita pergi jauh dan lama tidak bertemu, kita rindu dengan kata keluarga. Inilah kelompok sosial terkecil yang memiliki makna besar dalam proses sosialisasi awal. Sosialisasi yang terjadi dalam keluarga dapat dibedakan menjadi dua yakni keluarga yang mengutamakan ketaatan anak terhadap orang tua dan keluarga yang mengutamakan partisipasi dari anak itu sendiri. Contoh keluarga yang mengutamakan ketaatan anak terhadap orang tua, kita sebut saja Individu A dengan individu B. Individu A bertengkar dengan Individu B yang merupakan adiknya, mereka bertengkar karena Individu A membuat mainan sang adik menjadi rusak dan membuatnya menagis. Akibat dari perbuatan individu A ini ia akan mendapatkan hukuman dari orang tuanya karena perilakunya yang salah. Peran keluarga disini, begitu tegas dan anak memiliki rasa takut terhadap orang tua. Sementara keluarga yang mengutamakan partisipasi dari anak sebagai contoh Individu A yang memenangkan lomba melukis tingkat Sekolah Dasar antar provinsi. Karena prestasi dan perilaku Individu A yang baik maka keluarganya memberikan sebuah hadiah atau imbalan kepada individu A. Sosialisasi ini yang menimbulkan aktif dan semangatnya anak untuk dapat yang terbaik karena ingin mendapatkan hadiah kembali. Melalui tahap pertama ini seorang individu akan lebih siap untuk melanjutkan proses sosialisasi ke ruang lingkup yang lebih besar yakni masyarakat

         Masyarakat adalah tahap terakhir dari susunan interkasi sosial dimana terdiri dari beberapa gabungan kelompok (keluarga) dan masing-masing kelompok terdiri dari individu. Secara garis besar hubungan individu, keluarga, dan masyarakat  terbentuk karena pengenalan dan hubungan timbal balik dengan sesama. Di masyarakat, individu akan mulai menyatu sebagai kelompok sosial yang memiliki sikap dan perasaan yang sama.

Jumat, 01 November 2013

Warga Negara dan Negara




Dinegara kita, Indonesia memiliki peraturan perundang-undangan mengenai warganegara. Peraturan tersebutlah yang menjadi pondasi dari sistem pelaksanaan peranaan warganegara. Tercantum dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 1-3, dimana setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban untuk menaati dan membangun Indonesia kearah yang lebih baik. Untuk memiliki kewarganegaraan, ada beberapa cara yang dapat saya ketahui diantaranya adalah dengan lahir di negara tersebut atau memiliki garis keturunan dari orang tua baik ayah atau ibu dari negara yang berbeda. Biasanya kewarganegaraan seseorang yang memiliki identitas atau latar belakang dari orang tua yang berbeda warganegara, akan menentukan pilihannya untuk menjadi warganegara yang ia inginkan setelah berusia 21 tahun. Dalam masa proses inilah, sering terjadi rasa bimbang dan lebih membanding-bandingkan negara yang benar-benar ia cintai dan terbaik untuk masa depannya.

Di Indonesia sendiri, bagi warganegara asing yang telah menetap di tanah air selama lebih 5 tahun, tanpa pergi atau meninggalkan Indonesia dan menjadi suatu bagian dari masyarakat maka ia adalah warganegara Indonesia, atau dalam proses ini sering di sebut sebagai warganegara naturalisasi. Sebagai contoh warganegara naturalisasi yang mungkin sama-sama kita kenal adalah Christian Gonzales pemain sepakbola dari klub Arema Malang yang dahulu adalah warganegara Uruguay. Beliau pernah memperkuat Tim Nasional Indonesia di ajang Piala AFF tahun 2010, namun hanya mampu mengantarkan Indonesia sebagi juara runner up. Bentuk partisipasi atau peranan dari Christian Gonzales sendiri adalah contoh bagaimana upaya untuk membela negara. Pengertian membela negara sebagai warganegara adalah bukan dengan ikut serta perang melawan negara lain saat ini, melainkan dengan prestasi-prestasi yang dapat mengharumkan nama baik bangsa dan negara di kaca internasional. Itulah mengapa, peran warganegara sangat penting. Dengan adanya status kewarganegaraan, maka kita dapat memiliki persamaan kedudukan didalam hukum, pemerintahan serta penghidupan yang layak bagi kemanusian. Adanya suatu warganegara akan membentuk yang namanya Negara.
 
 Foto Christian Gonzales memegang Lambang Negara Indonesia

Negara merupakan ruang lingkup dari adanya manusia-manusia yang menetap / tinggal di suatu perbatasan yang diakui sebagai batas dari negara tersebut. Sebagai contoh adalah negara uni soviet, yang sekarang mungkin jika kita cari di atlas atau di google earth nama negara tersebut, tidak akan kita dapat temukan. Bukan karena negara tersebut hilang atau lenyap dari bumi seperti cerita-cerita legenda benua atlantis. Tetapi karena terjadi perpecahan dan membentuk negara-negara baru, seperti Latvia, Estonia, Lithuania, dll. Mereka memiliki batas territorial antar negara satu dengan negara lainnya. Kemajuan suatu negara akan terlihat darimana warganegara tersebut peduli dan berjuang untuk kesejahteraan bersama.

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan




          Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan di setiap negara. Masalah pertumbuhan penduduk inilah yang menjadi faktor utama di negara-negara yang padat penduduknya. Dimulai dengan adanya kesenjangan sosial, berkurangnya lapangan pekerjaan, hingga kesejahteraan manusia yang menurun. Indonesia adalah salah satu dari negara dengan jumlah penduduk terpadat di urutan ke 4 dunia. Hal inilah yang coba di tekankan oleh pemerintah republik Indonesia untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk. Sebagai contoh upaya dari pemerintah adalah dengan mencanangkan program keluarga berencana (kb), memberikan suatu penyuluhan atau iklan kepada masyarakat untuk menunda usia pernikahaan dini dan melakukan pemerataan jumlah penduduk di setiap provinsi atau melakukan urbanisasi penduduk.

Dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia dan luasnya negara kita, kita memiliki banyak perbedaan dalam kebudayaan daerah. Mulai dari suku-suku daerah, logat bahasa yang di gunakan, tari tradisional, lagu-lagu tradisional, dan masih banyak lagi yang tidak dapat di sebutkan satu persatu dikarenakan Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Oleh sebab itu ada istilah yang kita kenal dengan Bhinekka Tunggal Ika, Walau berbeda Tetap satu juga. Kebudayaan merupakan ciri khas dari suatu bangsa/negara, tidak akan pernah ada kebudayaan di setiap negara yang sama, alangkah baiknya bila kebudayaan yang kini kita kenal atau ketahui tetap akan ada sampai di generasi berikutnya, bahkan sampai dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di Internasional, sehingga  menarik minat wisatawan lokal/asing untuk belajar dan berkunjung ke Indonesia. Sebagai contoh salah satu kebudayaan yang pernah di pentaskan di ajang Internasional adalah Tari saman, tari tradisional asal suku Gayo (Aceh) ini telah banyak mengundang decak kagum dari warganegara lain. Kolaborasi gerakan dengan lutut kaki dilipat kebawah, nyayian dari penari dan kekompakan antara tangan individu satu dengan individu lainnya menjadikan tarian ini berbeda dari yang lainnya. 

Akhir-akhir ini Indonesia sering mengalami perdebatan kebudayaan. Tentu kita tahu bagaimana budaya asli kita asal Bali, tari pendet ada dalam iklan wisata negara seberang (Malaysia), dan juga Reog ponorogo yang diakui sebagai budaya asal negeri melayu tersebut. Sedih bukan mendengar dan membaca berita tersebut. Budaya yang telah ada di kita selama bertahun tahun tidak kita pedulikan, tidak kita lestarikan , dan tidak kita buktikan kepada dunia luar, inilah budaya kami, budaya Negeri Indonesia. Apabila kecintaan terhadap budaya sendiri mulai pundar oleh karena masuknya budaya asing, identitas dari bangsa Indonesia akan tiada. Masyarakatlah yang menciptakan budaya tersebut hingga kita kenal beragam budaya sampai saat ini. Oleh karena itu, tugas kita sebagai penerus generasi bangsa dan pemuda Indonesia wajib peduli dan melestarikan budaya yang telah ada. Salah satu bentuk contohnya adalah dengan mengadakan ekstakulikuler di sekolah-sekolah untuk budaya asli Indonesia, seperti Permainanan Angklung, Tari tradisional setiap daerah (kecak, yapong, saman, pendet, dll), dan paduan suara musik daerah. Atau kita juga dapat membuat suatu kelompok atau komunitas untuk cinta terhadap budaya, mendirikan sangar-sangar tari tradisional, serta yang lainnya. Budaya asing yang masuk ke negeri kita, harus kita saring kembali yang baik dan positifnya untuk di ambil dan tidak kita biarkan pengaruh hal yang buruk merusak citra bangsa Indonesia, melalui kebudayaan dan pergaulan yang ada.

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat




          
        Pelapisan sosial bersifat universal, yang berarti hampir di seluruh negara mengalami yang namanya pelapisan sosial. Pelapisan sosial dipandang dari perbedaan atau pengelompokan anggota masyarakat terhadap tinggi atau rendahnya suatu kedudukan dan posisi seseorang dalam kelompok tersebut. Pengertian dari pelapisan sosial sendiri hampir memiliki makna yang sama dengan sistem kasta yang terjadi di budaya hindu. Adanya pengelompokan kasta dari tingkat tertinggi sampai dengan terendah yang telah terjadi secara turun temurun. Bagi mereka yang memiliki tingkat kasta rendah hanya di pandang sebelah mata oleh kelompok kasta tingkat tinggi dan memiliki batasan-batasan dalam peraturan tersebut. Sementara pelapisan sosial dalam keadaannya di masyarakat tidaklah nyata, dalam pengertian proses terjadinya pelapisan sosial ini karena adanya sikap menghormati terhadap golongan sosial tinggi. Tidak memiliki adanya peraturan batasan-batasan tertentu, dan bagi golongan sosial menengah atau rendah dapat memiliki hak istimewa seperti golongan sosial tinggi bila ia mempunyai kedudukan atau posisi sama dengan golongan sosial tinggi di dalam kelompok.

Pelapisan sosial sendiri akan terbentuk dengan sendirinya apabila ada sesuatu yang dihargai dalam  masyarakat baik berbentuk harta kekayaan, ilmu pengetahuan, dan kekuasaan. Hal inilah yang meyebabkan terjadinya sekat-sekat sosial baik sekat sosial golongan tinggi karena memegang peranan yang tidak dimiliki oleh sekat-sekat golongan di bawahnya, antara lain adalah sekat golongan menengah dan sekat golongan rendah. Oleh karenanya, setiap individu akan berusaha masing-masing untuk mencapai pengakuan di sekat golongan tinggi, karena dengan dia berada di sana pola pandang masyarakat akan berubah terhadap dirinya, dan lebih mendapat hak istimewa dibanding dengan sekat-sekat sosial lainnya. Sebagai contoh pelapisan sosial dalam harta kekayaan. Individu A yang memiliki harta kekayaan lebih di banding dengan individu B, maka perilaku dan tindakan terhadap individu A akan lebih diutamakan. Dari cara pemanggilan seseorang terhadap individu A yang biasa di ucapakan adalah kata Tuan dan Nyonya. Berbanding terbalik dengan individu B yang sering terdengar dengan ucapan kata Bapak, dan Ibu walaupun secara umum pemanggilan kata Bapak/Ibu terdengar secara universal di Indonesia tetapi akan berbeda bila di bandingkan dengan kata Tuan/Nyonya.

Pelapisan sosial membuat sekat-sekat kelompok masyarakat menjadi tahu batasannya dimana dia berada. Hal inilah yang coba diubah dan ditegaskan oleh pemerintah Indonesia dalam peraturan UUD 1945 bahwa setiap masyarakat memiliki kesamaan derajat tidak ada yang berbeda antara individu satu dengan individu lainnya, mereka mendapatkan hak yang sama baik dalam hukum, dan penghidupan yang layak. Di dalam ajaran agama pun, di tegaskan bahwa setiap manusia memiliki persamaan derajat di mata sang Pencipta. Adanya rasa ingin dihormati sebagai manusia, menjadikan pelapisan sosial ini tetap akan ada. Hanya perlu kesadaran diri dari setiap individu untuk mengerti dan tidak membeda-bedakan golongan seperti sistem kasta yang telah terjadi maka keharmonisan pun akan tercipta.