Jumat, 01 November 2013

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan




          Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan di setiap negara. Masalah pertumbuhan penduduk inilah yang menjadi faktor utama di negara-negara yang padat penduduknya. Dimulai dengan adanya kesenjangan sosial, berkurangnya lapangan pekerjaan, hingga kesejahteraan manusia yang menurun. Indonesia adalah salah satu dari negara dengan jumlah penduduk terpadat di urutan ke 4 dunia. Hal inilah yang coba di tekankan oleh pemerintah republik Indonesia untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk. Sebagai contoh upaya dari pemerintah adalah dengan mencanangkan program keluarga berencana (kb), memberikan suatu penyuluhan atau iklan kepada masyarakat untuk menunda usia pernikahaan dini dan melakukan pemerataan jumlah penduduk di setiap provinsi atau melakukan urbanisasi penduduk.

Dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia dan luasnya negara kita, kita memiliki banyak perbedaan dalam kebudayaan daerah. Mulai dari suku-suku daerah, logat bahasa yang di gunakan, tari tradisional, lagu-lagu tradisional, dan masih banyak lagi yang tidak dapat di sebutkan satu persatu dikarenakan Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Oleh sebab itu ada istilah yang kita kenal dengan Bhinekka Tunggal Ika, Walau berbeda Tetap satu juga. Kebudayaan merupakan ciri khas dari suatu bangsa/negara, tidak akan pernah ada kebudayaan di setiap negara yang sama, alangkah baiknya bila kebudayaan yang kini kita kenal atau ketahui tetap akan ada sampai di generasi berikutnya, bahkan sampai dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di Internasional, sehingga  menarik minat wisatawan lokal/asing untuk belajar dan berkunjung ke Indonesia. Sebagai contoh salah satu kebudayaan yang pernah di pentaskan di ajang Internasional adalah Tari saman, tari tradisional asal suku Gayo (Aceh) ini telah banyak mengundang decak kagum dari warganegara lain. Kolaborasi gerakan dengan lutut kaki dilipat kebawah, nyayian dari penari dan kekompakan antara tangan individu satu dengan individu lainnya menjadikan tarian ini berbeda dari yang lainnya. 

Akhir-akhir ini Indonesia sering mengalami perdebatan kebudayaan. Tentu kita tahu bagaimana budaya asli kita asal Bali, tari pendet ada dalam iklan wisata negara seberang (Malaysia), dan juga Reog ponorogo yang diakui sebagai budaya asal negeri melayu tersebut. Sedih bukan mendengar dan membaca berita tersebut. Budaya yang telah ada di kita selama bertahun tahun tidak kita pedulikan, tidak kita lestarikan , dan tidak kita buktikan kepada dunia luar, inilah budaya kami, budaya Negeri Indonesia. Apabila kecintaan terhadap budaya sendiri mulai pundar oleh karena masuknya budaya asing, identitas dari bangsa Indonesia akan tiada. Masyarakatlah yang menciptakan budaya tersebut hingga kita kenal beragam budaya sampai saat ini. Oleh karena itu, tugas kita sebagai penerus generasi bangsa dan pemuda Indonesia wajib peduli dan melestarikan budaya yang telah ada. Salah satu bentuk contohnya adalah dengan mengadakan ekstakulikuler di sekolah-sekolah untuk budaya asli Indonesia, seperti Permainanan Angklung, Tari tradisional setiap daerah (kecak, yapong, saman, pendet, dll), dan paduan suara musik daerah. Atau kita juga dapat membuat suatu kelompok atau komunitas untuk cinta terhadap budaya, mendirikan sangar-sangar tari tradisional, serta yang lainnya. Budaya asing yang masuk ke negeri kita, harus kita saring kembali yang baik dan positifnya untuk di ambil dan tidak kita biarkan pengaruh hal yang buruk merusak citra bangsa Indonesia, melalui kebudayaan dan pergaulan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar