Jumat, 08 November 2013

Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Kota



      Masyarakat merupakan suatu kelompok sosial yang hidup bersama dengan adat istiadat dan kebudayaan yang menjadi dasar turun temurun. Masyarakat berdasarkan letak dimana mereka tinggal di bedakan menjadi dua yakni masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaan hidup di dalam sebuah lingkup kecil dimana batas dari suatu kelompok tersebut adalah antar desa. Mereka hidup dengan budaya daerah yang masih kental jauh dari era globalisasi seperti yang ada di kota. Umumnya masyarakat pedesaan lebih memiliki banyak waktu bersosialisasi dengan sesama karena mereka tidak sesibuk seperti apa yang di lakukan oleh masyarakat perkotaan. Di masyarakat kota, mereka hidup lebih mementingkan privasi individu. Mereka hidup dengan kenyamanan penggunaan teknologi yang kian maju, gadget yang keren, dan media-media elektronik yang popular di zaman sekarang. Namun bila kita tidak memperhatikan masyarakat pedesaan, mereka akan semakin tertinggal oleh kemajuan yang ada di kota dari pembangunan nasional, pendirian sekolah, pelayanan kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas.

Di Indonesia, saya pernah melihat suatu acara di televisi, mengenai kehidupan di masyarakat pedesaan. Ada sebagian dari masyarakat pedesaan yang hidup dengan keterbatasan dan kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi atau kebutuhan sehari-hari. Ini di karenakan letak masyarakat pedesaan yang terlalu jauh dari kota. Pedistribusian bahan-bahan pokok menjadi jauh letaknya dan tentu harganya akan semakin mahal bila masyarakat pedesaan ini ingin untuk membelinya. Ada pula penerus generasi bangsa Indonesia (anak-anak pedesaaan) yang harus melanjutkan pendidikan untuk menggapai cita-citanya dengan berjuang seperti orang-orang yang hendak latihan militer. Mereka di paksa untuk melewati jembatan yang hampir rusak, menyebrangi sungai dengan getek, dan berjalan jauh untuk bisa sampai ke sekolah. Semua ini hampir berbanding terbalik dengan kehidupan yang terjadi di kota, dimana sarana dan prasarana terlengkapi, kebutuhan sehari-hari mudah di dapati, dan mereka tidak perlu seperti latihan tentara untuk dapat ke sekolah/rumah sakit.

Masyarakat perkotaan memang lebih berkembang di banding dengan masyarakat pedesaan bila di lihat dari perkembangan zaman, dan pola pikir. Akan tetapi masyarakat perkotaan telah banyak kehilangan akar-akar dari nilai budaya Indonesia. Di kota sana, banyak sekali gedung-gedung bertingkat, dan populasi kendaraan dengan populasi manusia di kota semakin hari semakin bertambah. Banyak menyebabkan terjadi kemacetan, efek rumah kaca dan pemanasan global. Di desa tentu suasana yang terdeskripsikan tadi tidak akan ada. Banyaknya pohon-pohon penghijauan dan adamnya lingkungan di desa. Populasi di masyarakat pedesaan bila kita survey saat selesainya hari raya idul fitri, masyarakat pedesaan akan semakin berkurang karena mereka mencoba untuk pergi ke kota, dengan motivasi mencoba peruntungan. Tak ayal, masyarakat perkotaan akan semakin sesak dengan menipisnya jumlah lahan kosong yang tersedia. Pemerintah harus lebih aktif untuk melakukan pemerataan yang terjadi di kota dan desa sehingga masyarakat pedesaan akan berusaha mengembangkan desanya kearah yang lebih baik tanpa harus pergi ke kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar