Minggu, 12 Oktober 2014

Ciri-ciri, Unsur, dan Teori Organisasi




Setiap kegiatan yang dinamakan Organisasi, tentu memiliki suatu ciri-ciri, unsur, dan teori di dalamnya. Bila tidak terdapat di antara salah satu dari mereka ( Ciri-ciri, unsur, dan teori organisasi ) maka dapat di katakan kegiatan tersebut bukanlah sebuah organisasi. Berikut penjelasan mengenai ciri-ciri Organisasi :

1.       Memiliki struktur keorganisasian dimana tugas, tanggung  jawab, dan jabatan yang di tetapkan di berikan kepada masing-masing individu.
2.       Memiliki visi dan misi yang searah dan sesuai dengan tujuan didirikannya organisasi.
3.       Memiliki kerja sama yang erat dan hubungan timbal balik antar sesama anggota.
4.       Organisasi biasanya berbentuk kelompok atau lebih dari satu orang.

Ciri-ciri inilah yang menyebabkan kita mengenal nama organisasi. Setiap individu yang terlibat atau tergabung di dalamnya, memiliki peran yang di butuhkan dalam pencapaian target bersama di suatu kelompok. Organisasi sendiri mencakup asas kekeluargaan, dimana setiap anggota memiliki ikatan hubungan yang baik dan dekat. Selanjutnya adalah tahap dari Unsur-unsur organisasi. Unsur-unsur organisasi merupakan dasar dari pembangunan atau pembentukan organisasi. Dasar-dasar inilah yang meliputi pencapaian tujuan dan sasaran berhasil. Berikut penjelasan mengenai unsur-unsur organisasi :

1.       Manusia
Tanpa adanya manusia, tidak ada yang menjadi penggerak atau terbentuknya organisasi. Manusialah yang memegang peran untuk membentuk, menjalankan, dan mengembangkan organisasi tersebut.

2.       Kerjasama
Bila ada di antar anggota yang lebih mengutamakan kerja secara individu, organisasi ini tidak akan berjalan dengan baik. Karena akan terjadi kehilangan komunikasi dengan rekan atau anggota yang lain. Kerja sama sangat di perlukan. Mengapa ? Karena untuk membangun organisasi yang maju tidak hanya dapat di lakukan oleh individu itu sendiri.

3.       Tujuan Bersama
Tujuan atau sasaran adalah alasan mengapa organisasi terbentuk. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus di kerjakan.

4.       Peralatan (Equipment)
Peralatan merupakan penopang atau pelengkap dalam sistem kerja organisasi. Peralatan dapat terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya ( Tanah, gedung/bangunan/kantor).

5.       Lingkungan
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain :

a.       Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya  gerak kehidupan organisasi, karena kondisi akan selalu mengalami perubahan.
b.      Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus di lakukan oleh organisasi.
c.       Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.

6.       Kekayaan Alam
Kekayaan alam meliputi segala sumber yang di milik oleh bumi. Dapat dikatakan kekayaan alam ini adalah sebagai modal gratis yang telah di sediakan oleh alam untuk membangun perkembangan organisasi menjadi lebih maju. Manusia memiliki peranan dalam mengelolah dan juga menjaga alam agar tetap bersahabat tanpa harus merusaknya.

Tahap terakhir dalam terbentuknya organisasi adalah teori organisasi. Bicara mengenai teori organisasi, sampai saat ini kita mengenal adanya 3 pembagian teori organisasi. Diantaranya :

      1. Teori Organisasi Klasik
                 
      Teori Organisasi Klasik biasa disebut dengan "Teori Tradisional" atau "Teori Mesin". Teori organisasi klasik mulai berkembang sejak tahun 1800-an ( Abad 19). Dalam teori ini, organisasi di gambarkan sebagai sebuah lembaga yang tersentralisasi. Pada pelaksanaanya, teori ini cenderung kaku dan tidak mengandung kreatifitas.
                
     Pada prinsipnya, teori ini di gambarkan seperti toet piano dimana masing-masing nada mempunyai spesialisasi ( do..re..mi..fa..sol..la..si) dimana apabila tiap nada di rangkai maka akan tercipta lagu yang begitu indah, demikian juga dengan organisasi. Dikatakan teori mesin karen organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa di pasang dan di gonta ganti sesuai kehendak pemimpin.

      2. Teori Neoklasik

Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.

Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:

a.  Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.

b.  Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.

c.  Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para anggota untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak. 

3. Teori Modern

Teori Modern muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu teori klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukanlah sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin survival atau dapat bertahan hidup maka organisasi tersebut harus dapat beradaptasi dengan lingkungan. Pada intinya berbagai macam teori yang ada diatas, akan saling mengisi dan melengkapi kekurangan dari yang sebelumnya.

Referensi :
http://dhanudarmawan41.wordpress.com/2012/01/08/ciri-ciri-unsur-dan-teori-organisasi/
http://rizkiabdillah1ka39.blogspot.com/2013/10/ciri-ciri-unsur-teori-organisasi.html

              

Kamis, 02 Oktober 2014

Arti Pentingnya Organisasi dan Metode

         Organisasi berhubungan dengan pembentukan suatu kelompok atau sebagai sebuah wadah untuk mengatur dan menyusun proses dalam mencapai tujuan yang sama dengan setiap anggotanya. Tentu kita akan sering terlibat dengan apa yang dinamakan Organisasi. Sebagai contoh adalah organisasi sekolah di SMP / SMA yang sering kita kenal dengan nama OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), dan bahkan di lingkungan rumah kita seperti organisasi Rukun Tetangga (RT), dan lain sebagainya. Di dalam organisasi tidak ada keterpaksaan untuk ikut bergabung melainkan sebuah keinginan tersendiri untuk ikut berpartisipasi dalam mengambil peran. Di dalam organisasi sendiri memiliki sebuah struktur keorganisasian.

Berikut salah satu contoh struktur organisasi dalam kelas :





Dalam mendirikan sebuah organisasi kita mengenal yang namanya metode. Metode  merupakan pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien. Tanpa adanya metode, organisasi yang terbentuk tidak berjalan dengan lancar atau bahkan mengalami kesulitan dalam sistem kerja yang di terapkan. Bila kita mengambil garis besar maka dapat di simpulkan pengertian organisasi dan metode adalah sebuah rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan adanya metode, perencanaan akan tujuan dari organisasi akan semakin berkembang. Selain metode, organisasi membutuhkan yang namanya manajemen dan tata Kerja sebagai penghubung erat dalam berjalannya organisasi. Manajemen memegang peran sebagai perencanaan terhadap proses kedepan atau yang sedang berlangsung guna tercapainya target. Selain itu sebagai pendorong semangat atau motivasi dan pengendalian dalam evaluasi tindakan.

Tata Kerja merupakan sebuah cara atau metode bagaimana agar sumber-sumber dan waktu yang tersedia dapat di manfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat di laksanakan dengan tepat pula. Tata kerja bertujuan untuk menghindari terjadinya pemborosan di dalam pendayagunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia, menghindari kemacetan-kemacetan dan ketidakjelasan dalam proses pencapaian tujuan, serta menjamin adanya pembagian kerja, waktu, dan koordinasi yang tepat. Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja memiliki hubungan timbal balik dan ketiganya di arahkan untuk tercapainya tujuan.